Pesan Bapak Sekolah SMPN 2 SBS yaitu Bapak Uray Riza Fahmi " Generasi Penerus Jangan Lupakan Sejarah Budaya"


Di era modren saat ini, banyak generasi
penerus yang perlahan-lahan mulai melupakan berbagai sejarah budaya,
salah satunya sejarah Kesultanan Sambas. Kekhawatiran itu menggerakan
Himpunan mahasiswa jurusan Adab STAI Muhammad Syafiuddin Sambas untuk
menggelar acara seminar mengenai sejarah Kesultanan Sambas. Dengan
mengambil tema “Potret Sejarah Kesultanan Melayu Sambas: Eksistensi,
Harapan dan Tantangan Menuju Sambas Gemilang”diharapkan generasi penerus
tidak begitu saja dapat melupakan sejarah kesultanan Sambas serta
mengangkat kembali sejarah budaya Sambas. Seminar yang dipusatkan di
Aula Kantor Bupati Sambas diisi oleh narasumber yang berkompeten
dibidangnya, diantaranya Dr Pabali Musa M.Ag yang diwakilkan oleh H Uray
Willi, M. Sabirin AG. BA, Ir H Burhanuddin A Rasyid dan Uray Riza
Fahmi, S.Pd , Selasa(25/6).
Seluruh mahasiswa jurusan Adab STAI
beserta dosen dan undangan lainnya dengan penuh semangat mendengarkan
apa yang dipaparkan oleh narasumber, seperti yang dikatakan oleh M
Sabirin AG. BA di sesi pertama seminar memaparkan mengenai Sambas
Menyongsong Kemerdekaan dari tinjauan historisnya. M. Sabirin mengatakan
Sambas yang terletak di daerah perbatasan dengan Sarawak (Malaysia
Timur) menjadikannya sebagai pintu gerbang konfrontasi, dimana pada saat
itu kondisi perekonomian masyarakat Sambas sangatlah sulit, mereka
cukup menderita dibeberapa hal seperti sukarnya mata pencaharian. “Saat
ini masa itu sudah berlalu oleh karenanya saya harapkan pada generasi
penerus untuk terus menyongsong masa depan dengan gemilang dengan tidak
menunda pekerjaan hari ini dan mari kita tekadkan membangun Sambas
lebih maju dan lebih baik”ucap M. Sabirin yang fasih dalam beberapa
bahasa asing ini
Di tempat yang sama Uray Riza Fahmi,
S.Pd yang juga sebagai pendidik memberikan materi mengenai sejarah
berdirinya Kesultanan Sambas Islam dengan rinci mulai dari sejarah
Kesultanan Sambas hingga silsilah Kesultanan Sambas. “Saya ingin
menekankan dari tema seminar hari ini tentang Sambas Gemilang adalah
berharap kedepannya menjadikan Sambas sebagai Kota Budaya Asli hal ini
agar generasi penerus tidak melupakan sejarah Kesultanan Sambas, tentu
ini menjadi tantangan untuk kita semua tetapi semua dapat dilalui bila
kita dapat bekerja sama dan tetap berpegang teguh pada Allah SWT ”harap
Uray Riza
Seminar Budaya juga diisi dengan beberapa persembahan tembang melayu, tarian melayu serta tanya jawab ini membuat jalannya seminar menjadi menarik bagi seluruh peserta seminar dan undangan lainnya.
Seminar Budaya juga diisi dengan beberapa persembahan tembang melayu, tarian melayu serta tanya jawab ini membuat jalannya seminar menjadi menarik bagi seluruh peserta seminar dan undangan lainnya.
Pada sesi kedua H Uray Willi pemberi
materi mengenai Dinamika Kesultanan Sambas Abad ke XVIII-XX yang di
tinjau dari sosial politik lebih memaparkan mengenai pentingnya generasi
muda mengangkat budaya Sambas agar nantinya budaya ini tidak diakui
oleh pihak luar. “Saat ini kita sudah sangat modern, dimana kemodrenan
adalah sikap terbuka, akomodatif, kreatif terhadap hal-hal yang baik dan
maju dan berorientasi ke depan, Orang Sambas yang sangat bersifat
terbuka, mudah menerima terhadap sesuatu dari luar bahkan kadang sangat
kreatif dalam mengakomodasi bentuk yang baru ini diharapkan jangan
sampai melupakan sejarah dan budaya sendiri”ucap Uray Willi
Sedangkan Ir H Burhanuddin A Rasyid yang
juga Ketua Umum MABM Kab Sambas memberikan materi mengenai Melayu
Sambas, Tinjauan Sosial Budaya Dalam Menyongsong Melayu Gemilang lebih
berbicara mengenai melayu yang didalamnya terlihat Islam karena memang
keduanya merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan. “Melayu tidak
akan memiliki makna berarti bahkan tidak bisa disebut Melayu sekiranya
Islam jauh atau dijauhkan atau dihilangkan darinya, atau secara
ektrimnya jika ingin menghancurkan Melayu Sambas artinya mengancurkan
Islam, bila Islam di Sambas mundur artinya Melayu juga mundur. Oleh
sebab itu mari kita semua bersama menjaganya dengan cara meningkatkan
iman dan taqwa, melestarikan budaya melayu serta menjadikan pendidikan
sebagai prioritas”rinci Burhanuddin yang langsung di sambut tepuk tangan
seluruh peserta seminar.
sumber : google
sumber : google











